Kamis, 27 Maret 2014

Manusia dan Cinta Kasih

Diposting oleh Unknown di 08.30
Manusia dan Cinta Kasih

A.    Pengertian Cinta Kasih
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta , cinta adalah rasa sangat suka(kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih, atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti dari cinta dan kasih hamper bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
            Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga di antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya, dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
            Cinta memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta  adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahnya, dan berpegang teguh pada syariatnya.
            Dalam buku Erich Fromm, cinta itu memberi bukan menerima. Yang paling penting dalam member ialah hal-hal yang bersifat manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan. Dengan ke empat unsure tersebut suatu cinta dapat di bina dengan baik. Pengertian tentang cinta juga di kemukakan oleh Dr. Sarlito W. Sarwono, dikatakannya bahwa cinta memiliki 3 unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan. Yang di maksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan hanya untuk bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dia. Unsur yang kedua adalah keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu sudah tidak ada lagi. Yang ada hanya sebutan saying dan sebagainya. Unsur yang ketiga adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin dibelai dan membelai, rasa kangen bila jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang.
            Kita ibaratkan ketiga unsur tersebut sebagai segitiga, jika salah satu unsure tersebut tidak ada maka tidak akan terbentuk segitiga, cinta yang demikian itu tidak sempurna dan dapat di sebutkan bukan cinta. Dan di dalam kitab suci Al-Quran ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan-tingkatan : tinggi, menengah, rendah. Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, Rasullulah dan berjihad di jalan Allah.  Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.

B.     Cinta Menurut Ajaran Agama
Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam hidup ini. Di satu pihak, cinta di dengungkan lewat lagu dan organisasi perdamain dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataannya. Atas dasar ini agama memberikan ajaran tentang cinta kepada manusia. Berbagai bentuk cinta yang bias kita dapatkan dalam kitab suci Al-Quran.
·         Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya dan mengaktualisasikan diri. Ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya, sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mecapai kemewahan hidup dan kesenangan. Di antara gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah permohonannya yang terus menerus agar di karuniai harta, kesehatan, dan berbagai kebahagiaan serta kenikmatan hidup. Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebihan dan melewati batas. Sebaiknya cinta pada diri sendiri diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebaikan kepada mereka.
·         Cinta Kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, maka ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang kepada orang lain, bekerja sama dan memberikan bantuan kepada orang lain. Al-Quran juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling cinta dan mencintai seperti cinta mereka terhadap diri sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebih-lebihan mencintai diri sendiri.
·         Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerja sama antara suami dan istri. Ia merupaka factor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga. Dorongan seksual merupakan suatu fungsi penting dalam melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Sebab cinta ini merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang tidak diingkari, tidak di tentang ataupun dikekang. Yang diserukan Islam hanyalah pengendalian dan penguasaan cinta ini, lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cara yang sah, yaitu perkawinan.
·         Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan fisologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya, maka para ilmuwan modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Biasanya cinta kebapakan nampak dalam perhatian seorang bapak pada anak-anaknya, asuhan, nasehat, dan pengarahan yang diberikannya kepada mereka demi kebaikan dan kepentingan anak.
·         Cinta Kepada Allah
Puncak cinta manusia yang paling bening, jernih, dan spiritual adalah cintanya epada Allah dan kerinduaanya terhadap Allah. Cinta yang ikhlas manusia terhadap Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuat manusia menjadi seorang yang mencintai sesame, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta.

C.    Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak di tuntut tanggung jawab , pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsure kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab maka retaklah keutuhan rumah tangga. Kasih sayang yang tidak disertai dengan kejujuran, maka teramcamlah kebahagiaan rumah tangga itu.

            Kasih sayang dasar komunikasi dalam keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. Pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan tumbuh kembangnya tidak boleh lepas dari  kasih sayang orang tuanya. 


#BAB 4 Manusia_Cinta_Kasih

0 komentar:

Posting Komentar

 

winda febri Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos