MANUSIA
DAN KEINDAHAN
A. MANUSIA
Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang
paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal
dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri
dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita pun bisa memilih perbuatan mana
yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Selain itu
dapat diartikan manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan
makhluk sosil. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu
bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi
sekaligus makhluk sosial.
B. KEINDAHAN
Kata
keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek,
dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni,
pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna,
dan sebaginya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran
dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi,
dan mempunyai daya tank yang selalu bertambah. Keindahan juga bersifat
universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat,
selera mode, kedaerahan atau lokal.
APAKAH
KEINDAHAN ITU ?
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keindahan diartikan sebagai keadaan yang
enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai
bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Keindahan itu
baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu
karya. Dengan kata lain keindahan itu barn dapat dinikmati jika dihubungkan
dengan suatu bentuk. Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis besar
estetika”. Menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris keindahan itu
diterjemahkan dengan kata “beutiful” dalam bahasa Perancis–”beau”, sedang
Italia dan spanyol “belld’ berasal dari kata latin “bellum”. Akar katanya
adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk’ pengecilan
menjadi “bonellum” dan terakhir diperpendek sehingga ditulis “bellum. Menurut
cakupannya orang hams membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalita abstrak
dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa
Inggris sering dipergunakan istilah beauty (keindahan) dan the beautiful (benda
atau hal yang indah). Dalam pembatasan filsafat kedua pengertian itu
kadang-kadang dicampuradukkan raja. Disamping itu-terdapat pula perbedaan
menunit luasnya pengertian, yakni:
a) keindahan dalam arti yang luas
b) keindahan dalam arti estetis murni
c) keindahan dalam arti terbatas dalam
hubungannya dengan penglihatan
Bangsa
Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya
‘symmetria’ untuk keindahan berdasarkan penglihatan ( misalnya pada karya pahat
dan arsitektur.) dan hamlonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik).
Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi :
- keindahan seni
- keindahan alam
- keindahan moral
- keindahan intelektual
Keindahan
dalam arti estetis mumi menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedang keindahan dalam arti
terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang
dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dan bentuk dan warna.
keindahan pada dasamya adalah sejumlah kwalita, pokok tertentu yang terdapat
pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity),
keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan
perlawanan (contrast). Ada pula yang berpendapat, bahwa keindahan adalah suatu
kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda
itu dengan Si pengamat. Filsuf dewasa ini merumuskan keindahan sebagai kesatuan
hubungan yang terdapat antara pencerapan-pencerapan inderawi kits (beaty is
unity of formal relations of our sense perceptions).
Sebagian
filsuf lain menghubungan pengertian keindahan dengan ide kesenangan (pleasure),
yang merupakan sesuatu yang menyenangkan terhadap penglihatan atau pendengaran.
Filsuf abad pertengahan Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan, bahwa keindahan
adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
NILAI
ESTETIK
Dalam
rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian
keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti hal nya nilai moral,
nilai ekonomik, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan
segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Masalahnya
sekarang ialah : apakah nilai estetik itu.? dalam bidang filsafat, istilah
nilai seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti kebethargaan
(worth) atau kebaikan (goodness). Dalam dictionary of sociology and related
sciences diberikan perumusan tentang value yang lebih terinci lagi sebagai
berikut :
“The
believed capacity of any object to satisfy a human desire. The quality of any abject
which causes it to be on interest to an individual or a group”.
( kemampuan yang dipercaya ada pada sesuatu benda untuk me imuaskan suatu
keinginan manusia. Sifat dari sesuatu benda yang menyebabkan menarik minat
seseorang atau sesuatu golongan).
Nilai
ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
sesuatu hal lainnya (instrumental/contributory value), yakni nilai yang
bersifat sebagai alat atau membantu.. Nilai instrinsik adalah sifat balk dari
benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan
benda itu sendiri.
Contoh :
(1) puisi bentuk puisi yang terdiri dari
bahasa, diksi, bans, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik. Sedangkan
pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu
disebut nilai instrinsik.
(2) Tari, tarian Damarwulan-minakjinggo suatu
tarian yang halus dan kasar dengan segala macam jenis pakaian dan
gerak-geriknya.
Tarian itu merupakan
nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu ialah
kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.
C. KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
Kontemplasi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri
manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila
kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan
terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Apabila kontemplasi dan ekstansi itu
dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk
menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong utuk
merasakan, menikmati keindahan. Bagi scorang seniman selera seni lebih dominan
dibandingkan dengan orang bukan seniman. Bagi orang bukan seniman mungkin
faktor ekstansi lebih menonjol. Jadi, ia lebih suka menikmati karya seni
daripada menciptakan karya seni. Dengan kata lain, ia hanya mampu menikmati
keindahan tetapi. tidak mampu menciptakan keindahan.
APA
SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN ?
Keindahan
itu pada dasamya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lni berarti bahwa
keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula
kurang. Kalau pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebenamya,
justru tidak indah. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh
motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa
pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai
kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai
keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Berikut ini akan dicoba menguraikan
alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
1) Tata nilai yang
telah usang
Tata
nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan
keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan
nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa.
2) Kemerosotan Zaman
Keadaan
yang merendahkan derajad dan nilai kcmanusiaan ditandai dengan kemerosotan
moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan
manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Sebagai contoh ialah karya
seni berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul “Bersatulah
Pelacur-pelacur Kota Jakarta”. Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para
pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi
revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.
3) Penderitaan Manusia
Banyak
faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah
faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai
akibat nafsu ingin berkuasa. serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya. Keadaan
demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai
kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi
kemanusiaan.
4) Keagungan Tuhan
Keagungan
Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta
serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan
Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu.
Seindah-indah tinian terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan
ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat
kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan
dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal
karena menarik dan tidak membosankan.
D. KEINDAHAN MENURUT PANDANGAN ROMANTIK
Dalam
buku AN Essay on Man (1954), Ems Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak
bisa pemah selesai diperdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunakan
kata-kata penyair romantik John Keats (1795-1821) sebagai pegangan. Dalam
Endymion dia berkata :
“A
thing of beuty is a joy forever
its
loveliness iscreases; it wil never pass into nothingness”
Dia
mengatakan, bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama lamanya,
kemolekannya bertambah, dan tidak pemah berlalu ke ketiadaan. Dalam sajak di
atas, Keats mengambil bahannya dari Endymion yang terdapat dalam mitologi
Yunani kuno. Endymion dalam mitologi itu sendiri mempakan penjabaran dari
konsep keindahan pada jaman Yunani kuno. Menurut mitologi Yunani ini, Endymion
adalah seorang gembala yang oleh pars dewa diberi keindahan abadi. Dia selalu
muda, selamanya tidur, dan tidak pemah diganggu oleh siapapun. Menurut Keats,
orang yang mempunyai konsep keindahan hanya tertentu jurnlahnya. Mereka
mempunyai negatif capability, yaitu kemampuan untuk selalu dalam keadaan
ragu-ragu, tidak menentu dan misterius tanpa mengganggu keseimbangan jiwa dan
tindakannya hanya pikiran dan hatinya yang selalu diliputi keresahan.
Mengenai
keindahan, Coleridge mengutip Shakespeare (1564-1616) dalam karyanya midsummer;
night: Thing base and vile holding no quality/ love can transpose to form and
dignity”, yaitu sesuat yang rendah dan tidak menpunyai nilai, dapat berubah dan
menjadi berarti. Inilah yang menggelisahkan Coleridge. Dia menggunakan tembakau
sebagai contoh: karena kekuatan kebiasaanlah, maka tembakau yang sebenamya
tidak enak dapat menjadi nikmat. Perubahan ini dapat mempenganilhi imajinasi:
dengan merasakan nikmatnya tembakau maka dalam angan-angan seseorang, segala
sesuatu yang berhubungan dengan tembakau dapat menjadi indah.
Kegelisahan
Coleridge ini tercermin dalam “Frost at midnight (1798), sebuah sanjak mengenai
salju tipis yang tunin di tengah malam. Salju inilah yang baginya merupakan hal
sesaat. Jatuhnya salju ini mengingatkan Coleridge pada dusunnya yang penuh
sesak orang. Disini proses imajinasinya mulai tumbuh. Keindahan adalah
sublimasi yang terjadi karena kebebasan menyendiri dan hikmah ketidakberdosaan.
Selanjutnya
Keats membedakan antara orang biasa dan seniman, dan antara seniman biasa dan
seniman yang baik yang dapat mencipta sesuatu yang indah menurut dia. Pada
sesuatu kesempatan is melihat lukisan “Death on the Pale Horse”, karya pelukis
West, misalnya, yaitu mengenai seseorang yang coati di atas kuda yang pucat,
dia langsung berpendapat bahwa West bukanlah seniman yang baik. Menurut Keats,
West tidak mempunyai cukup negative capability.
Pada
hakekatnya negative capability adalah suatu proses. Keraguan, ketidaktentuan
dan misteri adalah suatu proses. Proses inilah yang membuat seseorang menjadi
kreatif. Ada persamaan hakiki antara J.Keats dan Coleridge dalarn menanggapi
hal-hal sesaat. Bagi mereka hal-hal sesaat adalah pelatuk yang meledakkan
imajinasi dan imajinasi ini langsung membentuk keindahan.
#BAB5
Manusia dan Keindahan Universitas Gunadarma